Tuesday, July 31, 2007

Good Night and Good Luck, Bill …!

BANDA ACEH, 20 JULI 2007. Malam ini merupakan hari perpisahan tim ETESP-24 dengan Team Leader proyek, William “Bill” Bloxom. Bill telah memimpin proyek ETESP-24 Tahap I selama kurang lebih 10 bulan, dan ETESP-24 akan memasuki Tahap II yang akan dipimpin oleh Erik van der Zee dan Nias Extention Project yang dipimpin oleh Tom Balsem.

Acara diadakan di restoran Big Fish di kawasan Leung Bata dan panitia sengaja membuat acara yang spesial dari biasanya dengan memberikan dekorasi yang cukup meriah dan sebuah backdrop unik dari designer grafis Gani Ramadyan Mulya. Susunan tempat duduk sengaja diacak dan diberi nama sehingga anggota tim dapat berbaur dengan semua anggota, tak terkecuali dengan konsultan expat, nasional, supporting staf, driver, juga konsultan yang telah menyelesaikan masa tugasnya di proyek ini, yang juga diundang untuk meramaikan.

Acara dibuka oleh MC Lance Gore (Project Manager), kemudian sambutan dari Erik van der Zee (GIS Team Leader), Tom Balsem (Nias Extention Project Team Leader) dan staf-staf yang sering berhubungan langsung dengan Bill (driver dan asisten). Acara dilanjutkan dengan game sederhana, di mana peserta terpilih harus memberikan kesan dan komentarnya selama bekerja dengan Bill.

Acara semakin meriah ketika tiba saatnya penyerahan hadiah dari Office Manager (Neneng Maulani) berupa cendera mata plakat Aceh dan juga souvenir unik yang didesain khusus oleh Ganni berupa kalender dengan foto-foto pemandangan Aceh juga album foto yang berisi foto-foto kenangan dan kegiatan Bill selama bekerja di proyek ETESP-6 dan ETESP-24. Dan tak kalah menariknya ketika dilanjutkan dengan game di mana peserta terpilih diharuskan bernyanyi, berdansa dan berpose lucu bersama Bill. “Birthday surprise” menjadi puncak acara pada malam hari ini.


Seluruh peserta pesta terlihat sangat gembira dan tertawa lepas di acara ini, dan semoga kerja keras kita selama beberapa bulan menghasilkan sebuah produk proyek yang berkualitas dan berguna bagi proses pembangunan Aceh dan Nias di masa mendatang.

Bill, sosok Team Leader yang disiplin dan berdedikasi, telah mengajarkan banyak hal kepada anggota proyek yang dipimpinnya. Selamat jalan Bill, dan semoga sukses untuk proyek-proyek di masa mendatang.



Wednesday, July 25, 2007

Available now: ETESP-24 Project t-shirt





We are pleased to inform you that ETESP-24 project t-shirt is available now.
They are available in two models; short sleeve (IDR 62.500) and long sleeve (IDR 65.000), in size S,M, L and 2L.

for further information and purchase, please contact:

Sri Dewi Susanty
PR & Communications
e : sdsusanty@gmail.com
m: 0852 775 828 33

ADB’s Executive Director (USA) visit to Aceh for the progress of ETESP projects

BANDA ACEH, JULY 24, 2007, Curtis Chan, the ADB’s Executive Director for USA, visits ETESP-24 project office at Bapedalda Building, Banda Aceh. His visit to all ETESP projects and ADB-EMS is to see directly how the grants and loans are spent for ETESP projects and to see the effectiveness of ADB’s efforts in rehabilitation and reconstruction in Aceh and Nias after the tsunami and earthquake.

ETESP-24 hold a short meeting to welcome Mr. Chan’s visit and discuss the background and progress of the ETESP-24 project, ADB’s policies & visions, and some general discussion about experience with working on ADB projects within Asia. Morning tea was served.

Other attendees at the meeting were representatives of Bappeda NAD and Bapedalda NAD, Pieter Smidt (Head of ADB-EMS), Aminul Huq (ADB Project Management Advisor), Rehan Kausar (ADB Housing and Spatial Planning Advisor) and Roma Manurung (Deputy Team Leader of ETESP-32).

Saturday, July 7, 2007

ADB-ETESP Menangkan Design Poster Terbaik Pameran “Membangun Aceh Hijau Bersama”

BANDA ACEH, 3 JULI 2007. Stand Asian Development Bank-Earthquake and Tsunami Emergency Support Project (ADB-ETESP) berhasil memenangkan Design Poster Terbaik pada acara pameran lingkungan bertajuk “Membangun Aceh Hijau Bersama”. Acara ini merupakan puncak dari rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Provinsi Aceh tahun 2007 yang diselenggarakan di AAC Dayan Dawood Unsyiah tanggal 2-3 Juli 2007.

Dalam pameran tersebut, stand ADB-ETESP mengangkat empat komponen ETESP yaitu Perikanan, Perumahan, Irigasi dan Jalan, juga empat proyek Spatial Planning & Environmental Management (SPEM) yaitu ETESP-23 untuk Village Planning, ETESP-6 & 24 untuk Kecamatan Action Plan dan ETESP-32 untuk Kabupaten Action Plan.

Kelangsungan lingkungan hidup merupakan hal yang diutamakan dalam semua komponen dan proyek ETESP. Seluruh proyek ETESP harus melakukan kajian lingkungan sesuai dengan standar ADB dan peraturan pemerintah Indonesia. Sampai saat ini sudah 140 proyek ETESP telah melakukan kajian lingkungan.

Beberapa contoh yang diangkat dalam pameran ini misalnya untuk komponen Perikanan, telah dipromosikannya aqua culture dan metode penangkapan ikan yang berkelanjutan dan penanaman hampir sejuta pohon di wilayah pantai. Sedang untuk komponen Perumahan, seluruh perumahan ETESP dilengkapi dengan sistem sanitasi mengikuti standar nasional dan BRR, termasuk pengolahan buangan awal dan akhir. Untuk proyek SPEM, menampilkan proses Penilaian Lingkungan/Resiko dan Keamanan Sosial (Environmental/Social Risk Assessment and Safeguard Process) dengan didukung oleh Sistem Informasi Geografi.

Konsep untuk lay out pameran ini dikembangkan oleh Ashley Banglore, konsultan ahli lingkungan ADB dan didesain oleh desainer grafis ETESP-24 Ganni Ramadyan Mulya.

Pada tanggal 6 Juni lalu, pemerintah Aceh mendeklarasikan moratorium logging atau penghentikan penebangan hutan sementara sebagai pernyataan perang terhadap pembalakan liar dan perambahan hutan (illegal logging) dan kebijakan untuk menghijaukan kembali Aceh.

Dalam acara tersebut, digelar juga berbagai macam acara seperti Pendidikan Lingkungan Hidup yang diikuti oleh siswa SD melalui pemutaran film, lomba, permainan, pustaka mobil, juga pendidikan konservasi lingkungan. Sedang untuk umum, diselenggarakan pameran foto dan bazar kerajinan tangan dan produk pertanian organik, juga penanaman pohon di sekitar kampus Unsyiah sebagai salah satu komitmen untuk membuat Aceh kembali hijau.

Friday, July 6, 2007

Walk the World, Fight Hunger!


Tanggal 13 Mei 2007 lalu, seluruh dunia berjalan kaki sebagai aksi “Perangi Kelaparan”. Bangladesh, Vietnam, Trinidad, Qatar, Malaysia, Indonesia, Amerika adalah sekian negara dari 100 negara yang turut beraksi dan dilakukan serentak di seluruh dunia. Di Indonesia, aksi Perangi Kelaparan ini dilakukan di Jakarta, Surabaya dan Banda Aceh. Fight Hunger yang dimulai sejak tahun 2003 ini adalah salah satu program dari Badan Pangan Dunia (World Food Program) ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat bahwa ada sekitar 400 juta anak-anak yang kelaparan di seluruh dunia, menggalang dana untuk kelangsungan pemberian nutrisi dan makanan tambahan bergizi kepada anak-anak miskin dan kelaparan di seluruh dunia, juga untuk mengakhiri kelaparan pada anak yang ditargetkan pada tahun 2015.

Di Aceh dan Nias, pengumpulan donasi melalui acara ini akan disumbangkan untuk program School Feeding di 1.750 sekolah di 9 propinsi. Dengan berdonasi Rp. 30.000 – 50.000 siapa saja yang tertarik dengan kampanye ini bisa turut serta menyumbang pembelian biskuit bergizi untuk anak-anak sekolah.

Walk the World di Banda Aceh dibuka oleh Wakil Walikota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal dan sebanyak 3500 peserta berjalan kaki sepanjang 5 km untuk mengkampanyekan kesadaran akan kelaparan anak. Selain kegiatan jalan bersama, digelar juga pameran tentang kegiatan WFP, kampanye melalui radio dan hiburan tarian tradisional dan musik. Acara ditutup oleh panggung akustik Rio Febrian yang berhasil mengobati masyarakat Aceh yang “haus” akan hiburan.

Tiga orang dari konsultan ETESP-24 yaitu Neneng Maulani, Agus Samosir dan Sri Dewi Susanty turut berpartisipasi dalam aksi ‘Jalan Bareng’ di Banda Aceh yang dimulai dari lapangan Blang Padang menuju Musium Aceh, Jalan Haji Ahmad Dahlan dan berakhir kembali di lapangan Blang Padang. Semoga dengan kampanye ini akan meningkatkan kesadaran akan bahaya kelaparan pada anak sebagai generasi penerus bangsa dan banyaknya kasus gizi buruk di Indonesia dapat kita tanggulangi bersama.